Jumat, Juni 26, 2009

"hidup" - "hidup mati"

" Selamat Jalan Jacko ....... " Semoga tenang dan bahagia di sisi Nya .... GBU

Harimau mati meninggalkan warna belangnya. Manusia mati meninggalkan kesan dan pesannya.

Andai hidup puncak perpisahan, biarlah mati menyambungnya semula.
Namun seandainya mati puncak perpisahan, biarlah hidup ini membawa arti yang nyata

Kamis, Juni 25, 2009

kencan istimewa

Beberapa waktu lalu istri saya mengusulkan agar saya berkencan dengan seorang perempuan lain, besok malam.
Kamu akan mencintainya, kata istriku.
Apa-apaan sih, protes saya. Mengapa kamu tidak ikut?
Itu acara kamu berdua, jawab istriku lembut.

Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda selama 19 tahun belakangan ini. Saya jarang menemuinya karena kesibukan kerja dan mengurus tiga anak kami. Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton film. Berdua saja.

Ada apa dengan istrimu? kata ibu dari ujung telepon. Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima telepon di tengah malam atau undangan yang datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itu pasti akan membawa berita buruk.

Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-kali ke luar berdua saja, jawab saya. Ibu mau sekali, jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Aha, dia masih curiga.

Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu. Dia terlihat agak senewen tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnya di salon, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta ulang tahun perkawinan yang terakhir ketika ayah masih hidup.

Ibu menyambut saya dengan senyum lebar. Saya bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang, kata ibu seraya masuk mobil. Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya. Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan, menyenangkan. Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis seperti First Lady. Jalannya anggun. Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya walau dengan kacamata tebal. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih.

Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil, katanya. Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu, jawab saya. Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari. Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film.

Mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar. Saya setuju. Bagaimana kencanmu? tanya istri saya di rumah. Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa. jelasku.

Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung. Begitu tiba-tiba kejadiannya, saya tidak sempat berbuat apa-apa untuk menolongnya.

Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dan saya makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas. Ada selembar kertas diselipkan di situ, tertuliskan: Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu sudah bayarkan untuk dua orang, barangkali untuk kau dan istrimu. Anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu.

Pada detik itulah saya mengerti apa pentingnya arti bahwa kita mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan kita itu. Tidak ada hal yang lebih penting dalam hidup daripada Tuhan, keluarga dan orang-orang yang kita sayangi.

Berikan sedikit waktu Anda untuk mereka, berbagilah dan jangan sampai terlambat untuk mengatakan..

Rabu, Juni 24, 2009

Petunjuk hidup dari Tubuh kita

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari dua buah sisi.
Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang
salah.

Kita lahir dengan otak didalam tengkorak kepala kita.Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya.
Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikiran kita dan ide kita.
Dan apa yang anda pikiran dalam otak anda jauh lebih berharga dari pada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan.
Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam.
Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.
Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

wisdom

"Pendidikan bisa memberi Anda keahlian, tetapi pendidikan budaya mampu memberi Anda martabat." Ellen Key (1849-1926), penulis Swedia

Selasa, Juni 23, 2009

Wisdom

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis; meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." Otto von Bismarck (1815-1898), perdana menteri PrusiaÂÂ